Monday, November 15, 2021

Australia - Indonesia

 



Namanya Manu.

Bukan cinta tapi nyaman bersama.
Jatuh bangun hubungan sejak awal tahun lalu sudah kami alami. Apa bentuk hubungannya dan apakah itu cinta? Entahlah kami menjalani saja.
Bertengkar, saling block dan tertawa bersama menjadi makanan dalam hubungan kami beberapa bulan ini. Aku bertemu Manu di sebuah situs kencan online Indonesiancupid.com. Kenapa lagi – lagi online, ya memang itu pilihanku.
Aku lebih nyaman memulai sebuah hubungan yang unik dengan pria lewat dating site. Lebih tenang, tidak buru – buru dan perlahan. Membaca kepribadian sedikit demi sedikit tanpa repot harus meluangkan waktu untuk ketemu dan ketemu.
Jika ada yang mempertanyakan, memangnya tidak takut ditipu? Jujur saja yang ketemu langsung juga banyak yang kena tipu kan?
Kencan online ini kan hanya sarana saja untuk mengenal orang – orang baru. Bahkan yang dikenalin teman, sahabat, om dan tante juga bisa menipu, kok.
Jika kita percaya orang – orang yang telah lama kita kenal seperti sahabat SD, teman kuliah atau rekan kerja untuk membuat sebuah hubungan dengan dasar cinta resiko di khianati dan ditipunya pun sama.
Ini kan cuma masalah pintar – pintar kita saja. Seberapa siap dan nyaman kita dalam melalui prosesnya. Penting adalah kita bisa mengenali mana scammer, mana yang sekedar mau fun dan mana yang benar – benar punya tujuan. Sama kan di dunia nyata juga kita menemukan penipu, play boy, pemain dan orang yang punya tujuan.
Bedanya jika di dunia nyata kita akan sibuk.... saja menghindari atau bertemu mereka – mereka yang mungkin bisa menemukan kita di berbagai tempat. Melakukan hal – hal secara langsung.
Tapi di online dating ketika saya bertemu dengan orang – orang dengan tujuan yang tidak sama dan itu terbaca dari cara mereka berbicara maka saya tinggal block saja dan beres.
Namun jika bertemu dengan orang – orang dengan getaran dan tujuan yang sama, maka kita tinggal agendakan untuk bertemu dan mengenal lebih jauh. Jika cocok ya bisa berlanjut ke tahapan selanjutnya jika tidak cocok ya sudah kita bisa meneruskan perjalanan masing – masing untuk kembali mencari yang kita inginkan.
Di online dating saya ingin memiliki hubungan yang nyaman. Hubungan dimana banyak pengertian, makna dan arti di dalamnya. Bisa bertukar pendapat, opini, pengetahuan dan pengalaman – pengalaman baru.
Ok, ini kenapa tulisan jadi membahas online dating ya (tepok jidat mode on)
Kembali ke Manu. Setelah pembicaraan kami yang panjang di chat, berbagai photo dikirimkan dan juga video call kami mulai mengenal satu sama lain dengan baik.
Sebetulnya Australia ke Indonesia memang tidak terlalu jauh dan Manu memang sudah sering datang ke Indonesia. Dengan pertemuan kami di dating site dia berencana datang untuk menemuiku. Tapi apalah daya pandemi membuat kami harus bersabar.
Manu adalah pria keturunan India yang tinggal dan berkewarganegaraan Australia. Manu tinggal di Australia bersama kedua orang tuanya sejak dia masih kecil. Namun demikian seperti kebanyakan orang India, tradisi, budaya dan adat begitu kental dalam diri keluarganya.
Dia memiliki perkerjaan utama yang membuatnya menghasilkan uang. Namun yang menarik adalah hobby dan hasratnya. Dia seorang traveller dan juga Youtuber. Untuk kedua hobby-nya ini Manu rela merogoh saku sangat dalam dan menghabiskan banyak uang.
Dia memberikan aku link untuk channel youtube-nya dan melihat beberapa video hasil karyanya. Setelah melihat beberapa dan juga foto-foto di wall pribadinya ada yang menggelitik hatiku. Sepertinya Manu selalu keliling dunia tidak sendiri. Karena kamera itu ada yang lain yang menggerakkannya.
Aku juga tidak terlalu tertarik siapa yang bersamanya, aku cuma basa – basi saja sebenarnya bertanya.
“Siapa yang menggambil foto ini?”
Aku menunjukkan salah satu fotonya di sebuah candi di Bali. Photo yang sangat bagus dengan Manu seorang diri di dalamnya. Aku rasa itu buka tripod dan timer camera yang bekerja menghasilkan photo.
Satu hal yang aku suka dari Manu adalah dia selalu jujur dan tidak berusaha menyembunyikan dirinya. Meskipun berdarah India namun dalam hal pemikiran Manu sudah lebih bernilai seperti pria Australia karena sejak kecil dia tumbuh dan besar disana.
Manu menjawab,
“Seorang gadis Indonesia yang menemaniku saat aku berkunjung ke Bali waktu itu.”
Hmmmm... satu 'lampu kuning' menyala di kepalaku
“Jadi sebetulnya kamu masuk dating site apa sih yang kamu cari?”
Manu menjawab pertanyaanku dengan jujur,
“Seseorang yang bisa aku ajak berbagi. Seseorang yang bisa memberiku ketenangan dan kebahagiaan jiwa yang selama 38 tahun ini tidak pernah aku miliki.”
Dan entah kenapa pikiran ekstrim tiba – tiba saja lewat di kepalaku untuk mengajukan pertanyaan paling bodoh.
Bagi orang yang terbiasa bermain di online dating pertanyaan ini memang bodoh banget. Karena di online dating asumsi yang paling mendasar adalah seseorang itu memang single dan karena single itulah mencari pasangan di online dating.
Biarin deh kelihatan bodoh tapi aku ingin melemparkan pertanyaan ini pada Manu,
“Apakah kamu sudah punya istri?”
Manu tetap tenang dan dia merasa nyaman untuk menjawab,
“Iya aku sudah menikah dan istriku tinggal di rumah bersama orang tuaku. Namun secara apapun aku tidak merasa terhubung dengannya. Aku akan menceritakan padamu nanti saat kita bertemu.”
Baiklah aku berhenti di pertanyaan itu. Aku menghargai kejujuran Manu dan membiarkan dia tetap di zona nyaman tentang apa yang ingin dan tidak ingin dia sampaikan padaku saat ini. Aku melanjutkan pertanyaan yang lebih berhubungan dengan hubungan kami.
“Jadi kamu masuk ke dating site memang untuk menemukan teman kencan di negara – negara yang kamu datangi. Sehingga kamu ada teman yang memandumu untuk keliling sekaligus menemani malam – malammu, aku benar kan ?”
Kami memang sudah sampai pada tahapan nyaman dan terbuka satu sama lain setelah tujuh bulan berkomunikasi.
“Iya, tapi kamu tenang saja. Aku tidak akan memintamu seperti aku meminta wanita lain yang pernah kutemui. Entah kenapa aku merasa kamu begitu dekat di hatiku, berbicara denganmu membuatku nyaman. Aku serasa menjadi diriku sendiri yang aku inginkan. Dan aku juga tahu kamu seorang wanita muslim yang menjaga dirimu. Aku mungkin akan memintamu untuk menemaniku keliling Indonesia di perjalananku selanjutnya. Tapi, untuk urusan tempat tidur kamu hanya akan melakukan jika kamu menginginkan. Aku tidak akan memintamu atau memaksamu. Apalagi membayarmu seperti wanita lain. Kamu akan bersamaku sebagai teman."
Pernyataan yang manis dari seorang Manu. Entah kapan dan bagaimana kami akan bertemu nanti karena pandemi pun sampai sekarang tidak jelas kapan akan berakhir.
Yogyakarta akan menjadi tujuan perjalanan Manu selanjutnya. Bukan hanya karena aku telah memberikan banyak informasi tentang kota ini yang membuatnya tertarik. Tapi dengan dia memilih kota ini dia berharap akan lebih mudah bagi kami untuk bertemu.
Aku sampaikan pada Manu bahwa aku punya banyak keluarga di Yogyakarta yang bisa memfasilitasiku jika kita memang mau bertemu disana.
Dari hubunganku dan Manu aku belajar bahwa jika kita memberikan kejujuran dan kebenaran dari diri kita maka, kita pun akan menemukan kebenaran dan kejujuran dari diri orang lain.
Aku telah menjadi single mom selama dua belas tahun. Tapi aku menerima dengan baik proses dan perjalananku. Aku memiliki diriku yang bahagia, kebebasan untuk memilih apa yang ingin dan tidak ingin aku lakukan.
Bagaimana dengan Manu. Dia terikat dalam sebuah pernikahan. Entah seperti apa kebenaran hubungan Manu dan istrinya. Namun nyatanya Manu masih saja pecicilan di online dating.
Bahkan ketika dia menghabiskan banyak uang untuk travelling dan membuat content Youtube, dia memilih untuk bersama wanita baru yang bisa membawa dia sebentar beralih dari dunia nyata daripada dengan istrinya.
Manu, ya sudahlah ya, apa hendak dikata dia pasti punya juga alasan kenapa melakukan ini dan itu.
Sebagai wanita aku mencoba berdiri di sisi istri Manu. Apa yang dirasakan oleh wanita ini jika dia tahu sesungguhnya apa yang dilakukan suaminya.
Entahlah seperti apapun kebenaran yang nantinya satu persatu mungkin Manu sampaikan padaku. Namun aku percaya selalu ada pelajaran yang bisa di ambil bahkan dari cerita terkecil sekalipun.
Ada orang – orang yang bertahan dengan banyak alasan dalam sebuah ikatan. Ada juga yang takut dengan kesendirian. Dan aku memilih untuk bahagia dengan atau tanpa penyertaan seorang pria.

No comments:

Post a Comment

Fatherless dan Pengaruhnya Dalam Tumbuh Kembang Anak

  Artikel ini terbit di  Singlemomsindonesia.org Link:  https://singlemomsindonesia.org/fatherless-dan-pengaruhnya-dalam-tumbuh-kembang-anak/